Manchester City sedang berada di persimpangan jalan. Keputusan mengejutkan Kevin De Bruyne untuk meninggalkan klub di akhir musim membuat Pep Guardiola dan manajemen City harus berpikir keras. Bagaimana tidak? Mereka akan kehilangan sosok yang selama ini jadi otak permainan dan penentu hasil di lapangan.
.jpeg)
Nama Pedri pun langsung muncul ke permukaan. Gelandang muda milik Barcelona ini dianggap punya semua kualitas untuk mengisi sepatu besar De Bruyne – visi tajam, sentuhan halus, hingga kemampuan membaca permainan yang luar biasa di usianya yang masih sangat muda.
Sayangnya, Barcelona tidak berniat sedikit pun melepas permata mereka itu. Klub Catalan langsung menolak pendekatan Manchester City, bahkan sebelum pembicaraan lebih lanjut terjadi. Bagi Barca, Pedri adalah pondasi masa depan yang tidak tergantikan.
.jpeg)
Dengan pintu Pedri tertutup rapat, City harus segera memutar otak. Nama-nama seperti Jamal Musiala dari Bayern Munich dan Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen juga disebut-sebut masuk radar. Tapi gaya main mereka sedikit berbeda. Musiala dan Wirtz lebih dikenal dengan kecepatan, kelincahan, dan kemampuan melewati lawan – bukan playmaker murni seperti De Bruyne yang bisa mengatur tempo dan melepaskan umpan maut dari lini kedua.
City sekarang bukan hanya menghadapi masalah pengganti De Bruyne. Beberapa pemain pilar mulai menunjukkan tanda-tanda usia. Ederson, Bernardo Silva, hingga Gündogan tak lagi seprima dulu. Rodri – pemenang Ballon d’Or – bahkan masih berjibaku memulihkan diri dari cedera lutut serius.
.jpeg)
Belum lagi, di luar lapangan, City juga sedang dalam sorotan akibat investigasi dugaan pelanggaran finansial. Hasilnya belum keluar, tapi bayang-bayang sanksi berat bisa kapan saja mengguncang susunan skuat yang kini sudah mulai rentan.
Satu hal yang pasti: City sedang menghadapi fase transisi. Dan kalau tidak hati-hati dalam mengambil langkah, era dominasi mereka bisa runtuh lebih cepat dari yang diperkirakan.
.jpg)
.jpg)
